Liputan6.com, Jakarta Kementerian PUPR mencatat Bendungan Sadawarna mampu memperkecil potensi banjir atau genangan di wilayah Kabupaten Subang dan Kabupaten Indramayu. Ini jadi bagian dari sederet manfaat yang ada dari rampungnya bendungan ini.
Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko mengatakan Bendungan Sadawarna mampu mendukung irigasi pertanian. Di sisi lain, bendungan ini memiliki potensi pengembangan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) sebesar 2 MW.
Kemudian memiliki manfaat sebagai pengendali banjir Sungai Cipunegara yang mengalir dari Gunung Bukit Tunggul di Pegunungan Bandung Utara dan bermuara ke Laut Jawa, tepatnya di wilayah utara Jawa Barat.
Advertisement
Dia menuturkan, Bendungan Sadawarna memiliki kapasitas tampung 70,86 juta m3 dengan panjang bendung kurang lebih 933 meter dan tinggi 40 meter. Titik bendungan diukur dari hulu sungai memiliki jarak sekitar 43 km. Di sisi lain, panjang Sungai Cipunagara 147 km, sehingga dari titik Bendungan Sadawarna dapat mengendalikan banjir sekitar 1/3 DAS Cipunagara.
"Dari titik bendungan sadawarna ini sepanjang kurang lebih 1/3 DAS Cipunagara itu insyaallah bisa dikendalikan dan apakah ini bisa menuntaskan banjir, jawabannya adalah tidak. Ini adalah mengendalikan, mengurangi intensitas banjir yang ada, mengurangi, mengeliminir," ujarnya di Bendungan Sadawarna, Selasa (27/12/2022).
Jarot menyebut dengan adanya bendungan ini mampu mereduksi retensi genangan hingha 65 persen dari sisi debit airnya. Sementara itu, di sisi hilir atau wilayah Pamanukan, bisa mereduksi genangan hingga 25 persen.
"Sisanya kami harapkan dukungan dan dorongan dari pemerintah kabupaten/kota yang berada di daerah aliran Sungai Cipunagara untuk memulai mengelola run-off yang mengalir ke sungai. Misalnya dengan sumur resapan, kolam retensi, atau embung-embung," kata Jarot Widyoko.
Informasi, sebelum adanya bendungan, luas terdampak genangan di kawasan hilir seluas 136,44 km2. Setelah ada bendungan, luas terdampak genangan menjadi sekitar 111,62 km2 saja.
Â
4 Tahun Pembangunan
Jarot Widyoko menyampaikan proses pembangunan Bendungan Sadawarna memakan waktu sekitar 4 tahun. Yakni, dimulai pada 2018 dan rampung di penghujung 2022.
Bendungan ini mampu mengairi daerah irigasi sekitar 4.284 hektar dan mampu menyiapkak air baku untuk daerah Subang, Sumedang, dan Indramayu. Manfaat lainanya adalah potensi pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) sebesar 2 MW.
"Ini adalah bendungan yg mempunyai kapasitas tampungan kurang lebih 70 juta m³, dgn panjang bendung kurang lebih 933 meter dengan tinggi kurang lebih 40 meter. Titik bendungan sadawarna diukur dari hulu sungai itu jaraknya kurang lebih jaraknya 43 kilometer," bebernya.
Pembangunan Bendungan Sadawarna dibagi dalam dua paket yakni Paket pertama dikerjakan Kerja Sama Operasi (KSO) PT. Wijaya Karya - PT Daya Mulia Turangga - PT Barata Indonesia. Pekerjaan Paket I meliputi bendungan utama, bangunan pengambilan, hidromekanikal dan elektrikal, serta bangunan pengelak. Sedangkan Paket II dikerjakan KSO PT. Nindya Karya – PT Adhi Karya yang meliputi spillway, jalan akses, dan bangunan fasilitas. Nilai total pembangunannya mencapai Rp 2.065 miliar.
Â
Advertisement
Wanti-wanti Jokowi
Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bendungan Sadawarna di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Menurutnya, bendungan ini bisa meningkatkan produktivitas petani, utamanya beras.
Untuk diketahui, Bendungan Sadawarna masuk ke 3 kabupaten, yakni Kabupaten Sumedang, Kabupaten Subang, dan Kabupaten Indramayu. Bendungan ini juga mengairi ke 3 kabupaten tersebut dengan intensitas paling banyak ke Kabupaten Indramayu.
"Waduk ini menghabiskan anggaran 2 triliun 65 miliar rupiah (Rp 2,065 triliun), bukan uang sedikit. Kalau waduk sudah ada, nanti Indramayu tidak naik produksi padinya, awas!," ujar Jokowi di Bendungan Sadawarna, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Selasa (27/12/2022).
Kepala negara juga mengatakan kalau Kabupaten Indramayu adalah penyumbang terbesar surplus beras di Indonesia. Saat ini, produksinya mencapai 1,3 juta ton per tahun.
Â
Naik 500 Ribu Ton Per Tahun
Dengan adanya bendungan, Jokowi memproyeksikan bisa ada kenaikan produksi sebesar 500 ribu ton setahun. Artinya, total produksi setelah bendungan sukses mengairi sawah adalah 1,8 juta ton per tahun.
"Karena kita tau Indramayu adalah penyumbang surplus nomor 1 terbesar di indonesia dan kita harapkan tidak turun tapi naik, seprrti pak Gubernur (Gubernur Jabar Ridwan Kamil) sampaikan, dari 1,3 juta ton jadi 1,8 juta ton (per tahun) untuk kabupaten Indramayu," bebernya.
"Saya juga ingin sampikan terima kasih ke bupati Sumedang dan masyarakat Sumedang yang telah merelakan airnya untuk mengairi sawah-sawah yang ada di Indramayu tadi pak bupati bilang 'ikhlas pak, ikhlas pak'," sambung Jokowi.
Bendungan Sadawarna merupakan salah satu Program Strategis Nasional di bidang Sumber Daya Air. Bendungan ini mampu menampung 70,98 juta m3 untuk mensuplai irigasi seluas 4.284 hektare di Kabupaten Subang dan Indramayu.
Advertisement